Cerita Anak
Asal Mula Rumah Siput
Cerita Anak
No. | Pembuluh Nadi | Pembuluh Balik |
1. 2. 3. 4. 5. 6. | Denyut terasa. Umumnya terletak di bagian dalam tubuh. Dinding tebal, kuat, dan elastis. Tekanan darahnya tinggi. Darah mengalir cepat. Membawa darah yang mengandung banyak oksigen, kecuali arteri pulmonalis. | Denyut tidak terasa. Terletak di dekat permukaan tubuh. Dindingnya tipis dan tidak elastis. Tekanan darahnya rendah. Darah mengalir lambat. Membawa banyak darah yang mengandung banyak karbondioksida, kecuali vena pulmonalis. |
Saat cinta bersemi, hati akan terasa sangat berbunga-bunga. Tapi sayangnya cinta itu akan meninggalkan aku esok. Bagaimana rasanya hari-hariku tanpa ada cinta di dekatku. Ku tak bisa membayangkan apakah aku kuat tanpa cinta berada di sisiku. Ku ingin cintaku tetap selalu ada untukku. Tapi tak mengapa, karena dimanapun cintaku berada aku akan percayakan padanya. Toh cintaku akan kembali lagi ke sini untukku. Walaupun dia harus pergi meninggalkan aku dalam waktu yang cukup lama. Satu bulan, bukan waktu yang sebentar bagiku, bagi para pecinta yang selalu di temani oleh cintanya setiap hari, tak cepat bagi para pecinta yang tek pernah lepas dari seorang kekasih, terlalu lama bagi para pecinta yang sudah kena candu asmara.
Hari-hariku terasa berat ku lepas, semakin berat ketika waktu itu begitu cepat menghampiriku. Ku tak inginkan hari itu tiba secepatnya, ku ingin tak ada hari esok, tapi kenapa waktu seakan selalu memburunya. Dan jika waktu itu telah tiba, ku ingin menutup mata, menutup segala kenyataan yang ada. Ku terlalu lemah menghadapi kenyataan ini. Biarkanlah cintaku pergi membawa sejuta kenangan kita tanpa menolah kebelakang, dan membiarkan cintaku memikul sejuta kangen yang menumpuk dalam dirinya untuk orang yang telah membesarkannya. Meninggalkan aku sejenak disini yang selalu menunggunya kembali, tak apa bagiku. Ku akan setia menunggunya.
A. Ketrampilan Berbahasa Terpadu dengan Fokus Menyimak dan Berbicara
1. Ketrampilan menyimak (listening skills)
Menyimak merupakan salah satu jenis ketrampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat reseptif. Dengan demikian, menyimak tidak sekedar kegiatan mendengarkan tapi juga memahaminya. Kegiatan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang kompleks karena melibatkan berbagai proses menyimak pada saat yang sama. Menyimak bukan merupakan suatu proses pasif, melainkan suatu proses aktif dalam mengonstruksikan suatu pesan dari suatu arus bunyi yang diketahui orang sebagai potensi-potensi fonologis, semantik, dan sintaksis suatu bahasa.
Kegiatan menyimak juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang meliputi fisik, psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, jenis kelamin, lingkungan, dan peranan dalam masyarakat.
Ada beberapa macam tujuan dalam kegiatan yang dilakukan orang pada umumnya, yaitu: mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta atau informasi yang ada, mendapatkan inspirasi, mendapatkan hiburan, dan memperbaiki kemampuan berbicara.
Secara garis besar, menyimak dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Menyimak ekstensif
Menyimak ekstensif adalah jenis kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terdapat suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Menyimak ekstensif terdiri dari:
1) Menyimak sosial
2) Menyiamk sekunder
3) Menyimak estetik
4) Menyimak pasif
b. Menyimak intensif
Menyimak intensif adalah jenis menyimak yang pelaksanaannya diarahkan pada satu kegiatan yang lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu. Menyimak intensif terdiri atas beberapa jenis berikut:
1) Menyimak kritis
2) Menyimak kreatif
3) Menyimak eksploratif
4) Menyimak introgatif
5) Menyimak selektif
6) Menyimak kostratif
Tujuan pembelajaran menyimak pada semua janjang pendidikan pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1) Persepsi, yakni ciri kognitif dari proses mendengarkan yang didasarkan pemahaman pengetahuan tentang kaidah-kaidah kebahasaan.
2) Resepsi, yakni pemahaman pesan atau penafsiran yang dikehendaki oleh pembaca.
2. Ketrampilan berbicara (speaking skills)
Berbicara merupakan salah satu jenis ketrampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. Dalam konteks komunikasi, pembicara berlaku sebagai pengirim (sender), sedangkan penerima (receiver) adalah penerima warta (message). Warta terbentuk oleh informasi yanng disampaikan sekunder, dan message merupakan objek dari komunikasi.
Ketrampilan berbicara pada hakekatnya merupakan ketrampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan kegiatan pada orang lain.
Ragam berbicara
1) Pidato
2) Diskusi
3) Menyampaikan pengumuman
4) Menyampaukan argumentasi
5) Bercerita
6) Musyawarah
7) Wawancara
Hubungan antara menyimak dan berbicara yaitu: Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan komunikasi tatap muka atau face to face communication.
B. Ketrampilan Berbahasa Terpadu dengan Fokus Membaca dan Menulis
1. Ketrampilan membaca (reading skills)
Membaca merupakan salah satu jenis ketrampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat reseptif. Ketrampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari ketrampilan menyimak dan berbicara.
Membaca pada hakikatnya adalah proses decoding oleh penerima pesan, yaitu proses memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis sehingga pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan dapat diterima secara utuh. Jika menulis bersifat produktif, karena aktivitas menulis menghasilkan bahasa ragam tulisan. sedangkan membaca bersifat reseptif, karena membaca berupaya menerima informasi yang disampaikan penulis.
Berdasarkan tujuan membaca yang ingin dicapai, Jazir Burhan mengemukakan ada beberapa jenis membaca, antara lain
1) Membaca intensif
2) Membaca kritis
3) Membaca cepat
4) Membaca Untuk keperluan praktis
5) Membaca untuk keperluan studi
2. Ketrampilan menulis (writing skills)
Menulis merupakan salah satu jenis ketrampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat produktif. Menulis dapat dikatakan ketrampilan berbahasa yang paling rumit diantara jenis-jenis ketrampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat; melainkan juga mengembangkan dan menuanngkan pikiaran-pikiran dalam suatu srtuktur tulisan yang teratur.
Menulis merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan salah satu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan satu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka mamahami bahasa dan gambar grafik itu.
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berfikir. Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita.
Ragam Tulisan
1) Narasi
Narasi adalah jenis karangan yang menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman berdasarkan urutan waktu (kronologis).
2) Deskripsi
Deskripsi adalah jenis karangan yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek apa adanya, sehingga pembaca ikut juga merasakan, mengalami, melihat, dan mendengar apa yang ditulis si pengarang itu.
3) Eksposisi
Eksposisi adalah jenis karangan yang bertujuan menambah pengetahuan pembaca dengan cara memaparkan informasi secara aktual.
4) Argumentasi
Argumentasi adalah jenis karangan yang bertujuan mempengaruhi pembaca dengan bukti-bukti, alasan, atau pendapat yang kuat, sehingga gagasan yang dikemukakan penulis dapat diyakini/dipercaya oleh pembaca.
Hal-hal yang Perlu di Perhatikan dalam Kegiatan Tulis-menulis
1. Paragraf
2. Kerangka Karangan
3. Langkah-langkah Menyusun Kerangka
4. Pengembangan Kerangka Karangan
Hubungan antara membaca dan menulis yaitu: membaca dan menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Menulis merupakan kegiatan berbahasa berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat reseptif. Seorang penulis guna menyampaikan gagasan, perasaan, atau informasi dalam bentuk tulisan. Sebaliknya, seseorang membaca guna memahami gagasan, perasaan, atau informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut.
Saya diberi nama oleh orang tua saya Intan Nurul Husnah, biasa dipanggil Intan. Tempat kelahiranku di Brebes, pada tanggal 12 November 1990. Saya lahir di keluarga yang cukup ramai, Saya anak ketiga dari empat bersaudara. Selisih umur kami dua tahun, kecuali saya dengan Si bungsu selisih empat tahun. Saya memiliki dua kakak laki-laki, dan satu adik laki-laki. Waktu kecil saya di sekolahkan TK Pertiwi. Setiap pagi saya berangkat sekolah diantar oleh bapak ke tempat Ibu guru dan berangkat bersama Ibu guru dan teman-teman yang lain. Pulangnya saya dijemput oleh Bapak dan setelah itu, kita berdua mampir dulu di warung makan kemudian baru pulang. Begitu kegiatan sehari-hari saya ketika TK. Lulus TK saya sekolah di tempat Ibu saya mengajar, yaitu SDN Siandong. Saya sekolah di sana bersama kakak saya yang kedua. Walaupun saya anak seorang guru, tapi ketika Ibu saya mengajar saya Ia tidak pernah membeda-bedakan. Setelah itu kemudian saya di sekolahkan di SMPN 1 Larangan. Sekolahku kali ini lumayan jauh dari rumah, saya biasa berangkat dari rumah pagi-pagi sekali naik angkutan umum bersama teman saya. Paling menyedihkan ketika saya sekolah di sini yaitu ketika kelas 3 saat diadakannya jam tambahan. Saya pulang dengan teman-teman kadang jalan kaki karena kalau sore jarang ada angkutan umum yang lewat. Apalagi ketika musim hujan tiba, kami berangkat menggunakan sepeda, dan saat hujan kami hujan-hujanan sampai basah kuyup ketika sampai di rumah. Tapi perjuangan kami tidak sia-sia, saya dan teman saya masuk kelas unggulan karena masuk lima besar, dan lulus dengan nilai yang memuaskan biasa masuk 35 besar dari sekian banyak jumlah murid. Setelah saya lulus, SMP itu sekarang sudah menjadi SMP standar Nasional. Kemudian saya melanjutkan sekolah di SMAN 1 Larangan, ingin masuk sekolah yang favorit tapi tidak diijinkan oleh Ibu karena kejauhan. Saat akan menghadapi kenaikan kelas, setiap siswa datanyai mengenai kekinginannya untuk masuk jurusan apa, dan waktu itu saya ingin sekali masuk IPA tapi untuk masuk jurusan itu tidaklah mudah karena penuh dengan persaingan. Tapi tak di sangka saya bisa masuk mengambil jurusan yang saya inginkan. Waktu saya kelas tiga saya bercita-cita ingin menjadi perawat, tapi sayangnya ketika saya lulus SMA Ibu saya masih membiayai kuliah kakak saya yang pertama jadi tidak sanggup jika masuk perawat karena biayanya terlalu mahal. Akhirnya saya meneruskan profesi Ibu saya dan mengambil jurusan PGSD. Saya datang ke Yokyakarta bersama Ibu di tempat anak budhe saya, waktu itu saya mencoba mendaftar di Universitas lain yang bukan tempat kuliah saya sekarang ini, tetapi tidak jadi. Dan akhirnya sekarang saya menempuh Strata 1 di Universitas PGRI Yogyakarta.
Di Yogyakarta saya tinggal di rumah kontrakan jauh dari orang tua. Pertama tinggal di sini saya merasakan hidup sendiri tanpa orang tua benar-benar menderita, tak ada pengawasan langsung, dan sandaran tempat kita mengadu saat ada masalah. Hidup jauh dari oarang tua merupakan awal kita melangkah ke kehidupan yang sesungguhnya. Jika kita kuat mengahadapinya pasti kita bisa melewatinya. Saya belajar banyak dari sini. Bagaimana sifat masing-masing orang, dan bagaimana pula cara kita menyesuaikan diri. Sejak kecil saya di manja oleh orang tua saya karena saya merupakan anak perempuan satu-satunya. Tapi di sini, status itu tidak ada yang peduli, disini yang kuatlah yang bertahan. Hingga sekarang ini saya masih mencoba belajar bersikap dewasa dalam menghadapi suatu masalah, tapi semua itu butuh proses. Walaupun entah tidak tahu kapan waktunya, pasti hal itu akan tiba pada diri saya.